Kamis, 04 April 2013

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Eritrosit adalah sel darah merah yang membawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh dan karbondioksida keluar dari sel-sel tubuh. Definisi tersebut juga menjadi fungsi utama eritrosit yaitu untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke aringan tubuh dan mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru oleh Hb.

Eritrosit akan mengikat oksigen dan karbondioksida oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin sedangkan yang berikatan dengan karbondioksida disebut karbondioksida hemoglobin. Jika kadar oksigen menurun, hormon eritropoetin akan menstimulasi produksi eritrosit.

Selain fungsi sebagai pengikat oksigen dan karbondioksida, eritrosit juga memiliki fungsi lain, yaitu:
1. Menentukan golongan darah
2. Berperan dalam kekebalan tubuh. Ketika eritrosit mengalami lisis oleh patogen, maka hemoglobin dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang menghancurkan dinding dan membran sel patogen. Namun perlu diketahui fungsi utama dalam perlawanan patogen adalah leukosit.
3. Melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah dengan cara melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi.

Eritrosit dengan umur 120 hari adalah sel utama yang dilepas dalam sirkulasi. Bila kebutuhan eritrosit tinggi, sel yang belum dewasa akan dilepaskan kedalam sirkulasi. Pada akhir masa hidupnya, eritrosit yang lebih tua keluar dari sirkulasi melalui fagositosis di limfa, hati dan sumsum tulang.

Pembentukan eritrosit dilakukan pada minggu-minggu pertama dari kehidupan embrio, eritrosit primitif yang berinti dihasilkan dalam kantong kuning telur. Pada trisemester kedua kehamilan eritrosit akan utama dibentuk oleh organ hati dan pada saat yang sama juga dibentuk oleh limfa dan kelenjar limfa. Pada trismester ketiga dan setelah kelahiran hingga umur 5 tahun akan dibuat oleh sumsum tulang belakang. Pembentukan eritrosit (eritropoiesis) diatur oleh hormon glikoprotein yaitu eritroprotein.

Proses eritropoiesis pada sumsum tulang melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Hemocytoblast - prekursor dari sel darah
2. Prorubrisit - sintesis Hb
3. Rubrisit - inti menyusut, sintesis Hb meningkat
4. Metarubrisit - disintegrasi inti, sintesa Hb meningkat
5. Retikulosit - inti diabsorbsi
6. Eritrosit - sel dewasa tanpa inti

Pembentukan eritrosit dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti Vitamin B12, Asam folat, Besi, Tembaga, Protein dan Kadar oksigen udara.

Secara umum nilai Hb dan Hct digunakan untuk memantau derajat anemia, serta respon terhadap terapi anemia. Jumlah sel darah merah menurun pada pasien anemia leukemia, penurunan fungsi ginjal, talasemia dan lupus eritematosus. Sedangkan sel darah merah akan meningkat pada polisitemia vera dan sekunder, diare/ dehidrasi, olah raga berat, luka bakar, orang yang tinggal di dataran tinggi.

Sekian tentang sel darah merah, semoga bermanfaat.
Terima Kasih
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

sumur gali:
Kepmenkes RI, 2011, Interprestasi Data Klinik

0 komentar :

Posting Komentar