Minggu, 31 Maret 2013

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Antasida merupakan obat yang digunakan untuk menetralkan asam lambung atau mengikatnya, biasanya disebut maag. Digunakan untuk mengobati penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh kelebihan asam lambung seperti tukak pada esofagus, lambung atau usus dengan gejala seperti nyeri lambung, mual dan muntah.

Umumnya antasida merupakan basa lemah, biasanya bisa terdiri dari zat yang mengandung Alumunium Karbonat atau Hidroksida dan Kalsium / Magnesium Karbonat atau Hidroksida. Biasanya juga dikombinasikan dengan penghilang kelebihan gas seperti simetikon atau dimetikon.

Pada setiap pemakaiannya antasida selalu dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan. Dalam ilmu farmakologi hal seperti ini akan berhubungan dengan efek obatnya. Jika antasida diminum sesuai aturan, antasida sangat efektif untuk menyembuhkan penyakit perut yang diakibatkan oleh kelebihan asam lambung. Antasida yang baik harus mempunyai kemampuan penetralan yang baik dan cepat. Bekerja setelah 15-30 menit bahkan kurang setelah diminum, dan akan bekerja selama 2-4 jam.

Antasida bekerja dengan menetralkan kelebihan asam lambung, karena antasida mengandung basa. Dan juga bekerja dengan menghambat enzim pepsin yang aktif bekerja pada kondisi asam. Natrium Bikarbonat dan Kalsium karbonat memiliki kemampuan menetralkan kelebihan asam lambung. Tetapi penggunaan jangka panjang harus dihindari karena hingga dapat menyebabkan sindroma susu alkali.

Sediaan Antasida dapat digolongkan menjadi:
- Antasida dengan kandungan Alumunium dan atau Magnesium
- Antasida dengan kandungan Natrium Bikarbonat
- Antasida dengan kandungan Bismut dan Kalsium
- Antasida dengan kandungan Simetikon

Kemampuan melarutnya antasida dalam lambung berbeda-beda. Natrium dan Magnesium memiliki kelarutan yang lebih cepat dibandingkan Alumunium dan Kalsium yang lebih lambat. Penanganan pertama maag berdasarkan algoritma adalah mengatur pola hidup, seperti menghindari stres, rokok, kopi, maupun makanan yang dapat memicu meningkatnya asam lambung.

Dipasaran Antasida dibagi dalam 2 bentuk yaitu tablet kunyah dan suspensi. Kebanyakan mengandung Alumunium dan Magnesium, serta juga ditambah dengan dimetikon atau simetikon. Alumunium dapat menyebabkan sembelit sedangkan Magnesium menyebabkan diare, sehingga dengan kombinasi keduanya diharapkan dapat menetralkan dari efek samping masing-masing bahan tunggal.

Kenapa antasida tidak dibuat dalam bentuk sediaan lain? (selain tablet kunyah dan suspensi)
Hal ini berkaitan dengan cara kerjanya. Selain memandang bahan aktifnya yang dapat dibuat dengan rasa yang enak, efek kerja obat yang cepat juga dipertimbangkan. Dengan dikunyah sehingga akan mempercepat waktu absorbsi obat. Berbeda dengan tablet yang langsung ditelan, obat ini akan pecah terlebih dahulu dalam lambung baru diabsorpsi.

Antasida paling baik diberikan saat muncul atau diperkirakan akan muncul gejala, lazimnya diantara waktu makan dan sebelum tidur, 3-4 x sehari atau lebih.

Tanyakan kepada Apoteker jika butuh penjelasan tentang obat maag yang dibeli. Semoga bemanfaat.
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

sumur gali:
Badan POM RI, 2008, Informasi Obat Nasional Indonesia, Jakarta
Pikiran Rakyat, 4 Agustus 2011
PPK & Humas dan Farmasi RSSN Bukit Tinggi

0 komentar :

Posting Komentar