Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Suspending merupakan bahan tambahan yang penting dalam pembuatan suspensi. Suspending agent digunakan untuk meningkatkan viskositas, mencegah penurunan partikel dan mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak. Pemilihan suspensing agent harus tepat, tunggal atau kombinasi dan pada konsentrasi yang tepat pula. Meskipun secara kimia sesuai, tidak menutup kemungkinan suspensing agent dan obat dapat berinteraksi.
Suspending bekerja dengan meningkatkan kekentalan. Sehingga sebaiknya penambahan suspending agent perlu diatur. Kekentalan yang berlebih menyebabkan suspensi sulit terkonstitusi dengan pengocokan, dan sulitnya untuk dituang. Suspensi yang baik memiliki viskositas yang sedang serta tidak mengandung bahan bergumpal.
Suspending agent dibagi dalam beberapa kelas yaitu drivat selulosa, polisakarida, tanah liat (clay). Tidak semua suspensind agent cocok digunakan, tidak semua suspending agent diberikan tunggal adapula yang harus diberikan dalam kombinasi.
Faktor pemilihan suspending agent
1. Bentuk sediaan. Oral atau topikal
2. Komposisi kimia
3. Stabilitas pembawa dan shelf life
4. Produk, sumber, inkompatibilitas dari suspending agent
Macam suspending agent
Golongan polisakarida
1. Gom Akasia = Gom Arab
Bahan alam yang diperoleh dari eksudat getah tanaman akasia. Karena sifatnya mudah terkontaminasi sehingga perlu sterilisasi dalam pembuatannya. Akasia merupakan bahan pensuspensi yang mengandung enzi pengoksidasi sehingga kurang cocok jika digunakan untuk zat lain yang mudah teroksidasi.
Biasanya digunakan dalam bentuk mucilago 35%. Memiliki pH 5-9. Mudah larut dalam 2,7 bagian air menhasilkan larutan kental dan tembus cahaya, larut dalam 20 bagian propilenglikol dan 20 bagian gliserin.
2. Tragakan
Merupakan ekstrak kering dari tanaman semak Astragalus. Tragacant dapat menghasilkan tiksotropi dan pseudoplastik sebagai thickening agent yang lebih baik dari golongan akasia dan dapat digunakan untuk sediaan oral. Secara umum penggunaannya lebih sulit dari akasia. Digunakan dalam bentuk mucilago konsentrasi 6%.
Stabil pada pH 4 - 7.5 dan perlu hidrasi sempurna selama beberapa hari setelah didispersikan dalam air.
3. Alginat
Alginat cocok digunakan untuk penggunaan internal. Kegunaan utama adalah sebagai zat pengental. Merupakan polimer dari d-mannuronic acid yang lebih mirip tragacant dibandingkan akasia. Alginat biasanya digunakan dalam bentuk mucilago 3-6%, tidak boleh dipanaskan diatas suhu 60 C karenaakan mengalami depolimerisasi sehingga mengakibatkan penurunan viskositas.
Na alginta larut dalam 20 bagian air. Praktis tidak larut dalam alkohol, kloroform, eter dan larutan dengan kadar alkohol lebih dari 30%. Tidak larut dalam larutan asam dengan pH kurang dari 4. Viskositas maksimum dicapai pada pH 5 - 9.
Na alginat memiliki berbagai kekuatan viskositas ketika dilarutkan dalam air. Pada suhu 20 C dengan konsentrasi alginta 1% memiliki viskositas 200-400 cps. Viskositas maksimum dicapai pada pH 7. Viskositas dapat meningkat dengan penambahan 0.3% Ca Sitrat. Tetapi pada penambahan yang berlebih dapat meningkatkan penggaraman pada alginat. Penggaraman juga terjadi dengan penambahan NaCl dengan konsentrasi lebih dari 4%.
Golongan polisakarida lainnya adalah Starch (Amilum), Chondrus, Xanthan Gum, Guar Gum.
Golongan Selulosa
1. Metilselulosa
Merupakan polimer selulosa dengan rantai panjang kira-kira memiliki 2 gugus hidroksi pada setiap unit heksosa yang termetilisasi. Dalam pasaran memiliki variasi bahan yang berbeda pada substitusi dan rantai selulosanya. Metilselulosa merupakan semisintesis polisakarida yang mudah larut dalam air dingin dibandingkan air panas.
Ada 4 tipe metil selulosa yang umum yaitu MC 20 BPC, 2500 BPC, 425 BPC dan 4500 BPC. Nomor tersebut menunjukkan perkiraan kekentalan dalam senti stokes tiap 2% mucilago. Dipasaran dikenal dengan nama metosel. Ada 2 jenis metosel yaitu MC dan HG.
Metilselulosa larut dalam air dingin tetapi tidak larut dalam air panas, tidak larut eter, alkohol, kloroform.
Metilselulosa digunakan dalam farmaterapi sebagai pensuspensi, pembasah dan emulgator, sedangkan sebagai terapeutik dapat digunakan sebagai laksatif.
2. Hidroksietilselulosa
Disukai karena dapat larut dalam air dingin maupun air panas,dan tidak akan menjadi gel pada pemanasan. Memiliki aktivitas permukaan rendah, berinteraksi netrak serta menunjukkan koagulasi bolak-balik.
3. Natrium karboksimetilselulosa (Na CMC)
Larut dalam air dingin dan panas pada perendaman, akan menghasilkan larutan jernih. Lebih sensitif terhadap pH dibandingkan metilselulosa. Digunakan pada konsentrasi 0.5 - 1%. Viskositas Na CMC menurun drastis pada pH <5 atau >10.
Na CMC digunakan sebagai suspending agent dalam sediaan cari baik parenteral, oral maupun eksternal. Dapat digunakan sebagai penstabil emulsi dan melarutkan endapan dari resin-resin tincture.
Golongan selulosa lainnya Avicel
Golongan Clay (Tanah liat)
1. Bentonit
Sumber dari alam. Praktis tidak larut dalam air atau larutan dalam air, tetapi mengembang menjadi massa yang homogen. Penggunaan untuk sediaan topikal 2-3%, contoh calamin lotion.
Bentonit akan menyerap air membentuk gel sesuai konsentrasinya. Bentuk gel cocok untuk suspending agent. Penggunaan ini mempunyai pH 9. Bentuk gel akan berkurang dengan adanya asam dan akan meningkat dengan adanya basa. Bentonit juga dapat digunakan untuk penjernihan air keruh. Konsentrasi bentonit 2% sudah cukup. Sebagai basis yang lain 10-20% bentonit dan 10% gliserin.
2. Veegum
Merupakan gabungan dari magnesium dan alumunium silikat. Digunakan untuk sediaan topikal dengan konsentrasi kurang lebih 5%. Dan sebagai pengental 0.25-2%. Stabil pada pH 3.5-11 dengan menghasilkan aliran tiksotropik.
Golongan tanah liat lainnya Hectorit.
Semoga bermanfaat, Terima kasih
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
sumur gali:
- Lieberman, 1996, Pharmaceutical Dosage Form, Disperse Systems Vol 2, New York
- Ansel, C., H., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Ed IV, UI Press, Jakarta
- Aulton, M., E., 2003, Pharmaceutical The Science of Dosage Form Design, Second Ed, ELBS Fonded by British Goverment
- Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Ed V, UGM, Yogyakarta
boleh nnya gaaaa
BalasHapus