Jumat, 28 Juni 2013

Assalamu'alikum warohmatullahi wabarokatuh


Tramadol adalah sintesis 4-phenyl-piperidine yang analog dengan kodein. Tramadol adalah opioid yang atipik, agonis untuk reseptor mu dan menghambat ambilan serotonin dan noradrenalin. Tramadol adalah analgesik (pereda nyeri) kuat yang bekerja pada reseptor opiat.

Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem syaraf pusat sehingga memblok sensasi rasa nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmiter dari syaraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat, dan nyeri akan berkurang.

Tramadol dapat diberikan melalui oral, intramuskular, intravena, rektal dan subkutan. Bioavabilitas tramadol berkisar 70% - 100%. Pemberian secara intramuskular, onsetnya dimulai sekitar 10-20 menit, sedangkan intravena 5-10 menit.Apabila secara parenteral, bioavabilitas bisa mencapai 100%.

Tramadol didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh terutama ke paru-paru, limfa, gnjal, hati dan otak. Ikatannya dengan protein plasma kurang lebih 20%. Hasil metabolisme tramadol termasuk konjugasinya dipengaruhi oleh debrisoquine polimorf. Metabolit ini mempunyai afinitas besar terhadap reseptor opioid daripada induk obat. Fraksi kecil dari obat dan sebagian kecil metabolit tramadol diekskresi di feces, dan sebagian besar lainnya di ginjal.

Tramadol digunakan untuk mengobati dan mencegah nyeri yang sedang hingga berat, seperti nyeri akut kronik berat dan nyeri pasca bedah.

Tramadol intravena dan intramuskular kurang lebih 1/10 dari morfin dalam mengatasi nyeri sedang. Pada dosis yang hampir sama pada analgesik, tramadol mempunyai efek lebih ringan di pusat pernafasan daripada morfin dan tidak dihubungkan dengan potensi ketergantungan yang tinggi.

Tramadol mempunyai efek pada reseptor monoaminergik pada SSP (sistem saraf pusat) yaitu reseptor serotonin dan noradrenalin. Tramadol meningkatkan fungsi jalur inhibisai descenden pada spinal dengan menghambat reuptake 5-HT dan noradrenalin, bersamaan dengan stimulasi pelepasan 5-HT presinaps.

Efek tramadol terhadap pernafasan dengan dosis 0.5-2 mg/KgBB tidak meningkatkan kaadar end tidal karbondioksida secara bermakna, juga tidak terjadi penurunan frekuensi nafas dibandingkan dengan pemberian morfin 0.145 mg/KgBB. Terjadi penurunan saturasu oksigen setelah 6 jam pemberian tramadol 150 mg intravena namun tidak berarti jika dibandingkan dengan penurunan saturasi yang terjadi pada pemberian morfin 15 mg yaitu 86%.

Kontraindikasi
- Pasien hipersensitif, depresi nafas akut, cedera kepala
- Keracunan akut oleh alkohol, hipnotik atau obat-obat yang mempengaruhi SSP lainnya
- Penderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamin oksidase (MAO)

Efek samping
Pusing, vertigo paling sering terjadi, anxietas, agitasi, gangguan koordinasi, gangguan tidur, konstipasi, mual, nyeri perut, anore


Semoga bermanfaat, Terima kasih
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

sumur gali:
Bamigbade T.A., Langford R.M., 1998, The Clinical Use of Tramadol Hydroclroride, Pain Reviews Vol 5
Barash P.G., Cullen B.F., and Stoelting R.K., 2001, Clinical Anesthesia, Lippincott Williams and Wilkins Publisher
Wikipedia.org

0 komentar :

Posting Komentar