Selasa, 30 April 2013

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Ibu-ibu dahulu sering disarankan untuk minum anggur setelah melahirkan si buah hati. Bahkan mungkin sampai sekarang masih ada yang melakukannya, ada pula yang tidak melakukannya karena minuman anggur saat ini sudah jarang ditemukan. Kalau ada mungkin harganya tak semurah dulu.

Kenapa orang tua sering menganjurkan untuk minum anggur setelah melahirkan? Ternyata hal ini digunakan untuk membantu memperlancar nifas saat melahirkan, ada juga yang berkata untuk melancarkan ASI.

Dikutip dari situs pemerintah kabupaten Purworejo (www.purworejokab.go.id). Dalam acara penyuluhan dan sosialisasi pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) dan minuman keras. Menurut Kasi Promosi pada Dinkes Ibu Sri Wardani menjelaskan bahwa belum ada penelitian ilmiah mengenai hal tersebut, dan itu hanya dilakukan secara turun temurun.

Pemahamannya waktu itu, dengan minum ramuan jamu beralkohol bisa menghanggatkan badan. Dengaan demikian akan memperlancar nifas pasca melahirkan. Pemahaman tersebut, menurutnya tidak benar. Sebab dengan minum ramuan jamu-jamuan lebih-lebih mengandung alkohol, bisa menyebabkan ketuban kering atau menjadi keruh. Tanpa minum jamu dan obat, nifas secara otomatis akan berhenti secara sendirinya kurang lebih setelah 40 hari pasca melahirkan. Bila dalam jangka waktu tersebut belum berhenti berarti ada kelainan.

Ditambahkan beliau supaya ibu pasca melahirkan untuk minum yang banyak dan makan-makanan yang bergizi tinggi terlebih yang banyak mengandung zat besi, seperti daun katuk, sehingga dapat terhindar dari anemia dan dapat memperlancar ASI.

Memang minum anggur bisa menghangatkan badan, tetapi untuk memperlancar nifas belum ada penelitian, sehingga lebih baik menggunakan minuman lain yang juga bisa menghanggatkan tubuh tetapi tidak mengandung alkohol misal jeruk nipis hangat.

Memang ada penelitian dari Inggris menyebutkan bahwa minum anggur sebelummelahirkan dallam porsi yang pas akan meningkatkan kecerdasan matematika anak. Tetapi perlu diperhatikan ulang bahwa kondisi lingkungan dan individu orang Indonesia dan Inggris belum tentu sama, dan perlu dipelajari lebih lanjut menggenai hal tersebut.

Sekian, semoga bermanfaat. Terima Kasih
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

0 komentar :

Posting Komentar