Kamis, 05 September 2013

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Depresi adalah hal yang memang merupakan masalah khusus, karena depresi bisa beresiko pada semua aspek kesehatan seperti jiwa, mental maupun psikis. Terkadang seseorang tiba-tiba mengalami gangguan depresi tanpa mereka sadari sebelumnya. Oleh karenanya Kita dapat mengetahui sebelumnya faktor apa yang menyebabkan seseorang dapat mengalami depresi.

Selain dapat membantu untuk pencegahan dini, mengetahui faktor penyebab juga dapat membantu dalam proses pengobatan.

Dasar penyebab depresi yang pasti tidak diketahui, banyak usaha untuk mengetahui penyebab depresi dari gangguan ini. Menurut beberapa ahli, faktor yang dihubungkan dengan penyebab depresi dapat dibagi menjadi berikut:

1. Faktor Psikis
Hal ini biasanya adalah karena kondisi mental Kita tertekan, seperti permasalahan berat yang dapat membuat jiwa seseorang terguncang misal perceraian, kematian. Permasalahan psikis lain seperti peraaan rendah diri yang berlebihan, perasaan bersalah, rasa tidak berdaya atau kebiasaan berpikir yang buruk atau negatif.

Suatu teori menjelaskan bahwa stres yang menyertai episode pertama akan menyebabkan perubahan fungsional neurotransmitter dan sistem pemberian tanda intra neuronal yang akhirnya perubahan tersebut menyebabkan seseorang mempunyai resiko yang tinggi untuk menderita gangguan mood selanjutnya.

Semua orang dengan ciri apapun dapat mengalami depresi, walaupun dependen, obsesi kompulsif, histironik mempunyai resiko besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.

Menurut penelitian Bibring mengatakan depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakan, akan mengakibatkan mereka putus asa.

2. Faktor Biologis
Emosi diatur pada bagian otak yaitu sistem limbik. Depresi sangat berhubungan dengan emosi. Jika emosi berpengaruh maka otak juga akan berpengaruh. Sedangkan otak bersama dengan tulang belakang mengatur aktivitas tubuh. Hal inilah yang akan mengakibatkan aktivitas tubuh terganggu ketika seseorang mengalami depresi.

Secara biologis, depresi disebabkan oleh suatu gangguan yang terjadi pada saraf di otak. Salah satu sistem neurobiologi yang paling sering dipengaruhi oleh adanya stressor adalah aksis Hypothalamic Pituary Adrenal (HAP). Stresor-stresor inilah yang akan dihadapi oleh otak. Jika stresor-stresor ini berlebihan, maka HPA akan mengalamai hiperaktivitas yang mempengaruhi peningkatan glukotiroid. Hal inilah yang menyebabkan kemampuan otak untuk berpikir, konsentrasi, mengingat semua akan terganggu. Karena hormon glukokortikoid ini mempengaruhi hipokampus sebagai tempat kemampuan belajar dan berpikir.

Faktor neurotransmitter dari biogenik amin, norephrin dan serotonin juga merupakan neurotransmitter yang berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Norephineprin hubungan yang dinyatakan oleh penelitian ilmiah dasar antara turunnya regulasi resepto Beta adrenergik dan respon antidepresan secara klinis memungkinkan indikasi peran sistem noradrenergik dalam depresi.

Faktor neurokimia lainnya seperti gamma aminobutyric acid (GABA) dan neuroaktif peptida (vasopressin dan opiate endogen) telah dilibatkan dalam patofisiologi gangguan mood.

3. Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mod adalah genetik. Pada penelitian anak kembar monozigot adalah 50%, sedangkan dizigot 10-25%. Menurut penelitian Hickie et al., menunjukkan penderita late onset depresi terjadi karena mutasi pada geneg metylene tetrahydrofolate reductase yang merupakan kofaktor yang terpenting dalam biosintesis monoamin. Mutasi ini tidak bisa diketemukan pada penderita early onset depresi.

Semoga bermanfaat, Terima kasih
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

sumur gali:
- Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A, 2010, Sinopsis Psikiatri Jilid 2, Terjemahan Widjaja Kusuma, Jakarta Binarupa Aksara
- Berbagai sumber

0 komentar :

Posting Komentar